Wednesday, June 2, 2010

Bukanlah Sebuah Kadrat Perempuan Bagikan

Bukanlah Sebuah Kadrat Perempuan
الرجال قوامون على النساء بما فضل الله بعضهم على بعض وبما أنفقوا من أموالهم (النساء 34) الأية

Selintas ayat di atas membicarakan posisi laki-laki bahwa mereka lebih unggul dari pada perempuan. Hal ini dikarenakan dua faktor pertama, wahbi (pemberian langsung dari Allah) yaitu akal dan pengethuan. Kedua, materi, yaitu nafkah yang menjadi tanggung jawab kaum laki-laki.

Akan tetapi ayat di atas tidaklah mengindikasikan sebuah kadrat kalau perempuan itu di bawah laki-laki. Ayat ini tidak mengindikasikan kerendahan posisi perempuan. Ayat ini juga tidak mengajak agar perempuan selalu berfikir pesimis di hadapan laki-laki, malah justru sebaliknya.

Karena itu tidak mungkin bagi yang berakal akan mengatakan bahwa perempuan secara kadrat adalah di bawah laki-laki dari sisi akal dan kemampuan, kenyataanlah yang membuktikan. Satu bukti adalah Siti A’isyah RA, istri Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah mufti perempuan nomor satu yang menjadi rujukan para sahabat pada saat itu dan masih banyak yang lain.

Perktaan ini tidaklah bertentangan dengan ayat di atas, karena ayat tersebut hanya membicarakan kenyataan di lapangan bahwa kaum laki-laki terlihat lebih unggul dari mereka, itupun tinjauannya secara mayoritas bukan peindividu, karena akal tak akan membenarkan itu begitu juga kenyataan.

Islam juga tidak membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki, mereka punya hak yang sama, kebebasan yang sama, selagi itu tidak bertentangan dengan fitrah penciptaannya. Mungkin munkin nurani kita akan menolak kalau perempuan melakukan hal-hal yang menyalahi kadratnya sebagai seorang perempuan, misalnya menjadi petinju.

Karena itu menurut yang dipaham penulis ayat di atas malah justru memberi dorongan besar agar perempuan bangkit mencari peluang yang telah didapatkan laki-laki begitu juga berusaha mendapatkannya, karena perempuan adalah ibu rumah tangga yang punya peran besar dalam Islam. Mungkin Rasulullahlah bukti utamanya. Sepanjang kehidupannya beliau selalu dikelilingi perempuan-perempuan baik dan mulia, mulai dari yang merawat, menyusui dan yang mendukungnya, seperti Halimatu al-Sa’diyah, Ummu Aiman dan Siti Khadijah dan masih banyak yang lain. Wallahu a’lam Bi al-Shawab.




Mutadabbir ayatil Qur'an : by sho

No comments:

Post a Comment